Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Hadits dan Bacaan Doa Sesudah Wudhu
Loading...
Loading...
Wudhu adalah aktivitas yang dilakukan oleh kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan, yang bertujuan untuk mensucikan anggota tubuh dari hadast kecil menggunakan air bersih atau air yang suci.
Wudhu juga merupakan salah satu rukun sholat yang apabila tidak laksanakan, maka sholat yang akan dilakukan tidak akan sah.

Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW:
Dari Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Artinya: “Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak ada sedekah dari hasil pengkhianatan.” (HR. Muslim no. 224)
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini adalah nash. Mengenai wajibnya thoharoh untuk shalat, kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah shalat.”
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
Artinya: “Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih berhadats- sampai dia berwudhu.“ (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225)
Selain menggunakan air, berwudhu juga bisa dilakukan dengan menggunakan debu yang disebut dengan tayamum.
Tayamum bisa dilakukan apabila lingkungan disekitar tempat kita tidak ada air sama sekali.
Perkara wudhu ini tidak bisa disepelekan, karena wudhu adalah salah satu syarat sah nya sholat.
Karena wudhu adalah salah satu kunci untuk mendapatkan sholat yang berkualitas. Agar sholat kita berkualiatas maka wudhu kita pun harus berkualitas.
Sebelum melakukan wudhu, hendaknya kita melihat terlebih dahulu kedalam diri kita apakah masih ada aksesoris yang menempel.
Lebih baik aksesoris tersebut dilepas sejenak saat berwudhu terutama yang terletak di bagian yang harus terkena wudhu seperti tangan.
Baca Juga: Bacaan Doa dan Tata Cara Sujud Sahwi
Tujuannya agar aksesoris tersebut tidak menghambat air wudhu untuk mengenai pori-pori kulit, karena jika aksesoris tersebut menghalangi air mengenai pori-pori maka wudhu nya tidak sah.
Maksud dari niat di sini adalah al qosd (keinginan) dan al irodah (kehendak). Yang namanya keinginan atau kehendak pasti dilakukan di dalam hati. Sehingga letak niat ini adanya di dalam hati.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan, “Letak niat adalah di hati bukan di lisan. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama kaum muslimin dalam segala macam ibadah termasuk shalat, thoharoh, zakat, haji, puasa, memerdekakan budak, jihad dan lainnya.”
Ibnul Qayim –rahimahullah– mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –di awal wudhu– tidak pernah mengucapkan “nawaitu rof’al hadatsi (aku berniat untuk menghilangkan hadats …)”. Beliau pun tidak menganjurkannya. Begitu pula tidak ada seorang sahabat pun yang mengajarkannya. Tidak pula terdapat satu riwayat –baik dengan sanad yang shahih maupun dho’if (lemah)- yang menyebutkan bahwa beliau mengucapkan bacaan tadi.”
Cuci kedua telapak tangan dimulai dari yang sebelah kanan sampai dengan ke sela-sela jari sebanyak 3 kali.
Berkumur-kumur dilakukan dengan cara mengambil air menggunakan tangan kanan. Setengah dari air tersebut digunakan untuk berkumur dan setengahnya lagi di hisap menggunakan hidung (istinsyaq) secara bersamaan.
Kegiatan ini wajibnya dilakukan satu kali dan sunnahnya dilakukan 3 kali. Lebih dari itu, dianggap makruh.
Setelah itu, buang ari kumur-kumur dan buang juga air dari hidung menggunakan tangan kiri.
Banyak kesalahan yang sering di alami ketika wudhu tidak membasuh seluruh wajah.
Untuk itu kita harus tahu dulu mana saja batasan wajah.
Baca Juga: Niat dan Cara Memandikan Jenazah
Batasan wajah di awali dari bagian atas yang di tumbuhi oleh rambut, bagian bawah sampai bagian jakun, bagian kanan dan kiri adalah sampai anak telinga.
Maka ketika berwudhu, seluruh bagian wajah ini harus di basuh. Dilakukan wajibnya 1 kali dan sunnahnya sebanyak 3 kali. Jika lebih dari ini, maka hukumnya makruh
Allah SWT memberikan batasan dari tangan ini dari ujung jari sampai dengan siku.
Seluruh bagian tangan ini harus di basuh dan terkena air. Termasuk bagian jari-jemari harus terkana air keseluruhan.
Jangan merapatkan tangan ketika membasuh tangan, hal ini di khawatirkan akan menghambat aliran air untuk masuk ke sela-sela jari-jemari.
Kegiatan ini dilakukan dari tangan kana lalu dilanjutkan dengan tangan kiri, wajibnya satu kali dan sunnahnya 3 kali.
Ambil air sedikit untuk membasahi tangan, lalu usapkan ke bagian kepala dari depan sampai belakang dan dari belakang ke depan.
Dengan sisa air yang ada di tangan setelah mengusap kelapa, Langsung dilanjutkan dengan membasuh telinga dari bagian belakang ke bagian depan
Baca Juga: Hal yang Dapat Membatalkan Wudhu
Kegiatan ini dilakukan satu kali
Ibnul Qayyim menjelaskan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membasuh kepalanya seluruh dan terkadang beliau membasuh ke depan kemudian ke belakang. Sehingga dari sini sebagian orang mengatakan bahwa membasuh kepala itu dua kali. Akan tetapi yang tepat adalah membasuh kepala cukup sekali (tanpa diulang). Untuk anggota wudhu lain biasa diulang. Namun untuk kepala, cukup dibasuh sekali. Inilah pendapat yang lebih tegas dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berbeda dengan cara ini.
Perlu diperhatikan bahwa membasuh kepala ini dilakukan seluruhnya, bukan hanya bagian ubun-ubun saja
Allah Ta’ala berfirman,
وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
Artinya: “Dan basuhlah kepala kalian.” (QS. Al Maidah: 6)
Adapun hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِى تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ فَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِهِ وَأَدْبَرَ ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ
Dari ‘Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lalu kami mengeluarkan untuknya air dalam bejana dari kuningan, kemudian akhirnya beliau berwudhu. Beliau mengusap wajahnya tiga kali, mengusap tangannya dua kali dan membasuh kepalanya, dia menarik ke depan kemudian ditarik ke belakang, kemudian terakhir beliau mengusap kedua kakinya." (HR. Bukhari no. 197)
Batasan kaki adalah dari ujung jari sampai dengan mata kaki, dan pada bigian ini tidak boleh ada yang terlewatkan dan seluruhnya harus terkena air.
Yang perlu diperhatikan dari bagian ini adalah jari-jemari kaki.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Sunnah Dhuha Secara Lengkap
Rasulullah ketika membasuh kaki selalu menggosok bagian sela-sela jari menggunakan jari tangannya.
Pada bagian ini, sunnahnya dilakukan tiga kali, mulai dari yang kanan 3 kali dan yang kiri 3 kali.
Rasulullah SAW setelah sesudah melakukan wudhu lalu menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil membaca doa
اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Latin: ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHUUWA ROSUULUHUU, ALLOOHUMMAJ'ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIINA
Artinya: Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci (sholeh)
Jika Anda masih bingung atau belum paham dengan pembahasan di atas, Anda bisa melihat video tentang cara berwudhu berikut ini
Alhamdulillah pembahasan tentang cara wudhu dan doa setelah wudhu telah selesai. Semoga apa yang ada di dalam pembahasan kali ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri saya pribadi dan umumnya untuk Anda.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Sunnah Tahajud Secara Lengkap
Mohon maaf apa bila ada khilaf dan salah dalam pembahasan kali ini. Sesungguhnya segala kebenaran yang ada di artikel ini datangnya dari Allah dan segala khilaf dan salah datangnya murni dari dalam diri saya pribadi.
Wudhu juga merupakan salah satu rukun sholat yang apabila tidak laksanakan, maka sholat yang akan dilakukan tidak akan sah.

Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW:
Dari Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Artinya: “Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak ada sedekah dari hasil pengkhianatan.” (HR. Muslim no. 224)
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini adalah nash. Mengenai wajibnya thoharoh untuk shalat, kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah shalat.”
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
Artinya: “Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih berhadats- sampai dia berwudhu.“ (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225)
Selain menggunakan air, berwudhu juga bisa dilakukan dengan menggunakan debu yang disebut dengan tayamum.
Tayamum bisa dilakukan apabila lingkungan disekitar tempat kita tidak ada air sama sekali.
Perkara wudhu ini tidak bisa disepelekan, karena wudhu adalah salah satu syarat sah nya sholat.
Karena wudhu adalah salah satu kunci untuk mendapatkan sholat yang berkualitas. Agar sholat kita berkualiatas maka wudhu kita pun harus berkualitas.
Rukun Wudhu
- Niat
- Membasuh Muka
- Membasuh Kedua Tangan sampai ke siku
- Membasuh Kepala
- Membasuh Kedua kaki hingga mata kaki
- Tertib
Tata Cara Wudhu
Sebelum melakukan wudhu, hendaknya kita melihat terlebih dahulu kedalam diri kita apakah masih ada aksesoris yang menempel.
Lebih baik aksesoris tersebut dilepas sejenak saat berwudhu terutama yang terletak di bagian yang harus terkena wudhu seperti tangan.
Baca Juga: Bacaan Doa dan Tata Cara Sujud Sahwi
Tujuannya agar aksesoris tersebut tidak menghambat air wudhu untuk mengenai pori-pori kulit, karena jika aksesoris tersebut menghalangi air mengenai pori-pori maka wudhu nya tidak sah.
1. Niat Wudhu
Maksud dari niat di sini adalah al qosd (keinginan) dan al irodah (kehendak). Yang namanya keinginan atau kehendak pasti dilakukan di dalam hati. Sehingga letak niat ini adanya di dalam hati.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan, “Letak niat adalah di hati bukan di lisan. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama kaum muslimin dalam segala macam ibadah termasuk shalat, thoharoh, zakat, haji, puasa, memerdekakan budak, jihad dan lainnya.”
Ibnul Qayim –rahimahullah– mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –di awal wudhu– tidak pernah mengucapkan “nawaitu rof’al hadatsi (aku berniat untuk menghilangkan hadats …)”. Beliau pun tidak menganjurkannya. Begitu pula tidak ada seorang sahabat pun yang mengajarkannya. Tidak pula terdapat satu riwayat –baik dengan sanad yang shahih maupun dho’if (lemah)- yang menyebutkan bahwa beliau mengucapkan bacaan tadi.”
2. Cuci kedua telapak tangan hingga bersih
Cuci kedua telapak tangan dimulai dari yang sebelah kanan sampai dengan ke sela-sela jari sebanyak 3 kali.
3. Berkumur-kumur sekaligus memasukkan air kedalam hidung menggunakan tangan kanan
Berkumur-kumur dilakukan dengan cara mengambil air menggunakan tangan kanan. Setengah dari air tersebut digunakan untuk berkumur dan setengahnya lagi di hisap menggunakan hidung (istinsyaq) secara bersamaan.
Kegiatan ini wajibnya dilakukan satu kali dan sunnahnya dilakukan 3 kali. Lebih dari itu, dianggap makruh.
Setelah itu, buang ari kumur-kumur dan buang juga air dari hidung menggunakan tangan kiri.
4. Membasuh Seluruh wajah
Banyak kesalahan yang sering di alami ketika wudhu tidak membasuh seluruh wajah.
Untuk itu kita harus tahu dulu mana saja batasan wajah.
Baca Juga: Niat dan Cara Memandikan Jenazah
Batasan wajah di awali dari bagian atas yang di tumbuhi oleh rambut, bagian bawah sampai bagian jakun, bagian kanan dan kiri adalah sampai anak telinga.
Maka ketika berwudhu, seluruh bagian wajah ini harus di basuh. Dilakukan wajibnya 1 kali dan sunnahnya sebanyak 3 kali. Jika lebih dari ini, maka hukumnya makruh
5. Membasuh bagian tangan sampai ke siku
Allah SWT memberikan batasan dari tangan ini dari ujung jari sampai dengan siku.
Seluruh bagian tangan ini harus di basuh dan terkena air. Termasuk bagian jari-jemari harus terkana air keseluruhan.
Jangan merapatkan tangan ketika membasuh tangan, hal ini di khawatirkan akan menghambat aliran air untuk masuk ke sela-sela jari-jemari.
Kegiatan ini dilakukan dari tangan kana lalu dilanjutkan dengan tangan kiri, wajibnya satu kali dan sunnahnya 3 kali.
6. Membasuh Kepala dan Telinga
Ambil air sedikit untuk membasahi tangan, lalu usapkan ke bagian kepala dari depan sampai belakang dan dari belakang ke depan.
Dengan sisa air yang ada di tangan setelah mengusap kelapa, Langsung dilanjutkan dengan membasuh telinga dari bagian belakang ke bagian depan
Baca Juga: Hal yang Dapat Membatalkan Wudhu
Kegiatan ini dilakukan satu kali
Ibnul Qayyim menjelaskan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membasuh kepalanya seluruh dan terkadang beliau membasuh ke depan kemudian ke belakang. Sehingga dari sini sebagian orang mengatakan bahwa membasuh kepala itu dua kali. Akan tetapi yang tepat adalah membasuh kepala cukup sekali (tanpa diulang). Untuk anggota wudhu lain biasa diulang. Namun untuk kepala, cukup dibasuh sekali. Inilah pendapat yang lebih tegas dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berbeda dengan cara ini.
Perlu diperhatikan bahwa membasuh kepala ini dilakukan seluruhnya, bukan hanya bagian ubun-ubun saja
Allah Ta’ala berfirman,
وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
Artinya: “Dan basuhlah kepala kalian.” (QS. Al Maidah: 6)
Adapun hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِى تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ فَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِهِ وَأَدْبَرَ ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ
Dari ‘Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lalu kami mengeluarkan untuknya air dalam bejana dari kuningan, kemudian akhirnya beliau berwudhu. Beliau mengusap wajahnya tiga kali, mengusap tangannya dua kali dan membasuh kepalanya, dia menarik ke depan kemudian ditarik ke belakang, kemudian terakhir beliau mengusap kedua kakinya." (HR. Bukhari no. 197)
7. Membasuh Kaki
Batasan kaki adalah dari ujung jari sampai dengan mata kaki, dan pada bigian ini tidak boleh ada yang terlewatkan dan seluruhnya harus terkena air.
Yang perlu diperhatikan dari bagian ini adalah jari-jemari kaki.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Sunnah Dhuha Secara Lengkap
Rasulullah ketika membasuh kaki selalu menggosok bagian sela-sela jari menggunakan jari tangannya.
Pada bagian ini, sunnahnya dilakukan tiga kali, mulai dari yang kanan 3 kali dan yang kiri 3 kali.
Bacaan Doa Setelah Selesai Wudhu
Rasulullah SAW setelah sesudah melakukan wudhu lalu menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil membaca doa
اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Latin: ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHUUWA ROSUULUHUU, ALLOOHUMMAJ'ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIINA
Artinya: Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci (sholeh)
Jika Anda masih bingung atau belum paham dengan pembahasan di atas, Anda bisa melihat video tentang cara berwudhu berikut ini
Alhamdulillah pembahasan tentang cara wudhu dan doa setelah wudhu telah selesai. Semoga apa yang ada di dalam pembahasan kali ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri saya pribadi dan umumnya untuk Anda.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Sunnah Tahajud Secara Lengkap
Mohon maaf apa bila ada khilaf dan salah dalam pembahasan kali ini. Sesungguhnya segala kebenaran yang ada di artikel ini datangnya dari Allah dan segala khilaf dan salah datangnya murni dari dalam diri saya pribadi.
Loading...
0 Response to "Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Hadits dan Bacaan Doa Sesudah Wudhu"
Post a Comment